Pemakaman, penggusuran dan angker (1)

Rumah Masa Depan

Sebuah tempat pemakaman umum (TPU) ataupun kuburan adalah rumah masa depan bagi kita-kita semua yang ada di dunia ini, yah tinggal menunggu waktunya saja. Sesuai dengan agama yang saya anut "Dari tanah kembali ke tanah" maka sewajarnya orang yang sudah meninggal untuk ditanam di pekuburan, maksudnya dikuburkan dalam tanah.

Di setiap desa ataupun kelurahan pasti ada dan disediakan pemakaman umum untuk warga desanya. Seharusnya pun sekarang ini, seperti developer perumahan seharusnya juga menyertakan fasilitas tanah pemakaman untuk konsumennya, jadi mereka bisa investasi juga khan.

Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah, maka tidak dipungkiri kebutuhan akan lahan pemakaman juga semakin bertambah, maka dari itu para aparat pemerintah harus memutar otak untuk masalah pemakaman ini.

Mati aja mahal mungkin olok-olok tersebut memang tidak mayatnya yang ngomong, tetapi anggota keluarga dari almarhumlah yang pasti mengeluh yang harus mengurus dan menanggung biaya pemakaman yang tinggi. Apalagi di kota besar, mencari tempat pemakaman saja sulitnya minta ampun, biaya sewa yang tinggi (mati aja sewa tanah lho), biaya gali makam, dll.
Dan biasanya dari hal tersebut menjadi kesempatan bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menarik pungli dari anggota keluarga yang bersangkutan, runyam juga ya ...

Belum lagi di lain situasi, banyak lahan pemakaman yang harus digusur karena penggunaan lahannya untuk pembangunan kota. Jangan kira apartemen yang tinggi dan megah ataupun rumah sakit, sekolah, mall, jalan raya dan tempat umum yang lainnya, dulu adalah areal pekuburan. Gimana mayatnya bisa demo, lha wong sudah mati rumahnya digusur mereka pun pasrah saja, jadi mungkin anggota keluarga bersangkutan yang sudah mengetahui memindahkan kerangka atau jasad mereka ke pemakaman yang lain. Jangan salah, hal tersebut banyak terjadi di Indonesia lho. Bisa dibayangkan angkernya kalau malam.

Saya masih ingat pengalaman tentang susahnya cari tempat pemakaman. Ya, mati itu tidak bisa kita ketahui kapan waktunya, bisa besok bisa juga nanti. Hal tersebut saat kakak sepupu saya yang meninggal karena kecelakaan kerja tersengat aliran listrik di tempat kerjanya, sungguh tragis, saya juga tidak menduganya karena dia masih bujangan seperti saya, sudah harus menemui ajal. Banyak yang menangisi kepergiannya, akhirnya anggota keluarga beritikad untuk memakamkannya di tempat kelahiran kakak sepupu saya tersebut.

Tapi tahukah Anda, Kepala TPU menolak kalau kakak sepupu saya dimakamkan di tempat tersebut dengan alasan sudah tidak ada tempat. Untungnya penjaga makam yang paman saya kenal, karena paman saya sering mengunjungi makam almarhum bibi di tempat tersebut dan sering meminta bantuan pada penjaga makam tersebut untuk menjaga dan membersihkan makam bibi. Dia memberitahu bahwa kakak sepupu saya ini mempunyai saudara kandung yang meninggal pada waktu bayi dan juga dimakamkan di dekat makam bibi. Dia berpendapat kalau makam itu bisa dibongkar dan bisa dijadikan makam kakak sepupu saya ini.

Dengan bergegas anggota keluarga mengurus surat-surat dan biaya pemakaman serta mengikhlaskan untuk membongkar makam saudara kakak sepupu saya ini agar dia bisa dimakamkan. Anda bisa bayangkan sendiri, kalau ada mayat tidak cepat dimakamkan dan didiamkan di rumah duka terus, bagaimana jadinya ? Akhirnya selesai sudah deh, untung aja.

continue


Baca Artikel Terkait

Comments

0 Responses to "Pemakaman, penggusuran dan angker (1)"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan. NO SPAM, No Links, No SARA, No P*RNO! Komentar berisi LINK & tidak sesuai ketentuan akan langsung dihapus.

Pengikut

Let's Talk

This Blog Has Acces For Time

Protected by Copyscape Unique Content Checker
 
duit