Petugas Pemberangkatan Kereta
Inilah salah satu tugas petugas pemberangkatan kereta (train dispatcher) di salah satu stasiun. Saya mau bercerita tentang sistem pemberangkatan kereta yang sontoloyo, termasuk salah satu oknum petugasnya yang tidak tahu siapa, tapi yang jelas dia pegawai PT. KAI.
Saat itu saya naik dari stasiun Gubeng menuju perjalanan ke Blitar, membeli tiket kereta Rapih Dhoho lewat Kertosono yang dijadwalkan datang pukul 10.59 WIB. Stasiun Gubeng memang stasiun yang besar dan sibuk walaupun letaknya di ujung tapi stasiun ini dekat dengan Balai Yasa kereta dan juga gudang rumah tempat lokomotif tidur. Tapi mungkin apesnya hari itu stasiun ini dijadikan tempat belajaran pelajar petugas pemberangkatan kereta yang baru, saya lihat calon pegawai baru itu sudah memakai seragam yang dibimbing seorang petugas senior, koq tahu sedang belajar, lha iya lah, petugas senior keluar berbarengan dengan salah seorang petugas pemberangkatan kereta yang baru secara bergantian untuk memberangkatkan maupun menyambut kereta api yang datang.
Rencananya hari itu saya mau pulang untuk liburan tahun baru, menunggu kereta lama pula, sudah tempat duduk di dalam full dan sangat terbatas, gimana ini PT. KAI, masa penumpang sebelum berangkat disuruh ngemper (duduk dilantai), maka jangan disalahkan kalau ada kecelakaan di dalam stasiun karena penumpang yang terserempet kereta karena mereka duduk di pinggiran rel akibat tidak adanya tempat duduk ?!? Biasanya karena juga petugas pemberangkatan kereta yang sontoloyo yang tidak memberi peringatan ataupun security di situ yang acuh tak acuh.
Kenapa sih koq tulisannya begini, karena saya jadi korban petugas pemberangkatan kereta yang sontoloyo, pasti anak baru petugas pemberangkatan kereta itu, *penumpang dibuat percobaan
Harusnya kereta datang pukul 10.59 seperti yang saya tuliskan tetapi sudah hampir 1 jam kereta belum datang dan tidak ada pemberitahuan, bah macam apa ini ...
Ketika ada alarm yang menandakan kereta akan datang, suara petugas pemberangkatan kereta lewat mikrofon "Akan datang lewat jalur 1, kereta api rapih dhoho". Wah berarti kereta saya sudah datang nih, siap-siap naik. Rupanya yang naik banyak juga. Setelah masuk saya masuk sesuai dengan no tempat duduk saya, walaupun sebelumnya tidak diumumkan no gerbongnya.
Koq merasa ada yang janggal ya, karena kereta api rapih dhoho, setelah stasiun wonokromo dia akan belok kanan tidak lurus, wah-wah ... rupanya saya salah naik kereta ...
Langsung saya siap-siap keluar, tapi apes karena kereta padat, saya bisa turun di stasiun gedangan sidoarjo, uasssyem apes betul, dasar petugas pemberangkatan kereta sontoloyo !!!
Akhirnya saya ke loket menanyakan kereta yang akan datang dan balik ke arah gubeng, ada kereta api penataran tapi datangnya pukul 13.18 padahal saya turun di stasiun itu pukul 12.30 nunggu lagi ini. Saya tanya harga tiketnya ke stasiun Waru saja, biar saya naik bus saja khan dekat dengan terminal Bungurasih tinggal menyeberang jalan saja, kalau diteruskan naik kereta bisa apes lagi ini. Harga tiketnya Rp. 4000,- "Apa ndak salah tuh, koq mahal banget, padahal jarak satu stasiun saja, bandingkan dengan tiket saya yang yang harganya Rp. 6.000,- sampai Blitar dari Surabaya" Petugasnya tidak bisa beri jawaban karena cuma jualan tiket saja, dalam benak saya, apa dasarnya PT.KAI menetapkan besaran harga tiket dari parameter apa, jarak tempuh atau waktu tempuh ?!?
Lanjut, inti ceritanya saya salah naik kereta karena ulah petugas pemberangkatan kereta yang sontoloyo !!! Bagaimana sih SOP (Standar Operasional Prosedure) untuk pemberangkatan dan kedatangan kereta api. Sambil nimbrung kritik dan saran ke PT. KAI juga.
Seharusnya petugas pemberangkatan kereta yang baik dan benar akan, bila kereta dijadwalkan akan datang dan berangkat :
Saat itu saya naik dari stasiun Gubeng menuju perjalanan ke Blitar, membeli tiket kereta Rapih Dhoho lewat Kertosono yang dijadwalkan datang pukul 10.59 WIB. Stasiun Gubeng memang stasiun yang besar dan sibuk walaupun letaknya di ujung tapi stasiun ini dekat dengan Balai Yasa kereta dan juga gudang rumah tempat lokomotif tidur. Tapi mungkin apesnya hari itu stasiun ini dijadikan tempat belajaran pelajar petugas pemberangkatan kereta yang baru, saya lihat calon pegawai baru itu sudah memakai seragam yang dibimbing seorang petugas senior, koq tahu sedang belajar, lha iya lah, petugas senior keluar berbarengan dengan salah seorang petugas pemberangkatan kereta yang baru secara bergantian untuk memberangkatkan maupun menyambut kereta api yang datang.
Rencananya hari itu saya mau pulang untuk liburan tahun baru, menunggu kereta lama pula, sudah tempat duduk di dalam full dan sangat terbatas, gimana ini PT. KAI, masa penumpang sebelum berangkat disuruh ngemper (duduk dilantai), maka jangan disalahkan kalau ada kecelakaan di dalam stasiun karena penumpang yang terserempet kereta karena mereka duduk di pinggiran rel akibat tidak adanya tempat duduk ?!? Biasanya karena juga petugas pemberangkatan kereta yang sontoloyo yang tidak memberi peringatan ataupun security di situ yang acuh tak acuh.
Kenapa sih koq tulisannya begini, karena saya jadi korban petugas pemberangkatan kereta yang sontoloyo, pasti anak baru petugas pemberangkatan kereta itu, *penumpang dibuat percobaan
Harusnya kereta datang pukul 10.59 seperti yang saya tuliskan tetapi sudah hampir 1 jam kereta belum datang dan tidak ada pemberitahuan, bah macam apa ini ...
Ketika ada alarm yang menandakan kereta akan datang, suara petugas pemberangkatan kereta lewat mikrofon "Akan datang lewat jalur 1, kereta api rapih dhoho". Wah berarti kereta saya sudah datang nih, siap-siap naik. Rupanya yang naik banyak juga. Setelah masuk saya masuk sesuai dengan no tempat duduk saya, walaupun sebelumnya tidak diumumkan no gerbongnya.
Koq merasa ada yang janggal ya, karena kereta api rapih dhoho, setelah stasiun wonokromo dia akan belok kanan tidak lurus, wah-wah ... rupanya saya salah naik kereta ...
Langsung saya siap-siap keluar, tapi apes karena kereta padat, saya bisa turun di stasiun gedangan sidoarjo, uasssyem apes betul, dasar petugas pemberangkatan kereta sontoloyo !!!
Akhirnya saya ke loket menanyakan kereta yang akan datang dan balik ke arah gubeng, ada kereta api penataran tapi datangnya pukul 13.18 padahal saya turun di stasiun itu pukul 12.30 nunggu lagi ini. Saya tanya harga tiketnya ke stasiun Waru saja, biar saya naik bus saja khan dekat dengan terminal Bungurasih tinggal menyeberang jalan saja, kalau diteruskan naik kereta bisa apes lagi ini. Harga tiketnya Rp. 4000,- "Apa ndak salah tuh, koq mahal banget, padahal jarak satu stasiun saja, bandingkan dengan tiket saya yang yang harganya Rp. 6.000,- sampai Blitar dari Surabaya" Petugasnya tidak bisa beri jawaban karena cuma jualan tiket saja, dalam benak saya, apa dasarnya PT.KAI menetapkan besaran harga tiket dari parameter apa, jarak tempuh atau waktu tempuh ?!?
Lanjut, inti ceritanya saya salah naik kereta karena ulah petugas pemberangkatan kereta yang sontoloyo !!! Bagaimana sih SOP (Standar Operasional Prosedure) untuk pemberangkatan dan kedatangan kereta api. Sambil nimbrung kritik dan saran ke PT. KAI juga.
Seharusnya petugas pemberangkatan kereta yang baik dan benar akan, bila kereta dijadwalkan akan datang dan berangkat :
- Memberi informasi kepada penumpang misal: "Akan datang pada Jalur .... Kereta Api ..... Dengan rute perjalanan ....... sampai dengan ..... melewati stasiun ....., ...... , ...... dan ...... Kepada para penumpang kereta api .......... harap mempersiapkan diri, jaga jarak aman Anda dari rel kereta jalur ....... dan kepada para pengantar tidak diperkenankan naik ke atas kereta. Jaga barang-barang Anda jangan sampai tertinggal di dalam kereta, kami atas nama PT. KAI mengucapkan terimakasih atas kepercayaan anda memakai jasa angkutan kereta api sebagai moda perjalanan anda".
- Memberikan informasi no gerbong, karena sekarang kereta api dari ekonomi sampai eksekutif memakai no tempat duduk, sehingga memudahkan penumpang menyiapkan tempat untuk antri masuk. Misal : "Berurutan dari depan kereta makan dilanjutkan kereta eksekutif 1, eksekutif 2, bisnis 1, bisnis2, ekonomi 1, ekonomi 2 dan terakhir kereta barang".
- Memberi informasi tambahan bila pada jam tersebut ada keterlambatan kereta yang seharusnya datang, paling tidak diberi informasi estimasi kedatangan kereta. Misal : "Mohon maaf kepada para penumpang kereta api ......, jadwal kedatangan kereta api yang seharusnya pukul ...... baru akan memasuki stasiun pukul ....." Sehingga khan orang bisa tahu pasti.
- Kemudian petugas pemberangkatan kereta keluar sambil menunggu kereta yang dijadwalkan tersebut datang, sambil mengecek jalur keberangkatan apakah sudah steril dari para penumpang yang melewati garis batas aman berdiri, biasanya sambil meniup peluit dengan nada peringatan.
- Setelah kereta yang dijadwalkan datang dan saat penumpang naik, seharusnya informasi pada poin 1 diulangi kembali untuk mengingatkan dan memperjelas penumpang yang tidak kedengaran suara petugas pemberangkatan kereta, maklum pada sebagian besar stasiun, informasi keberangkatan kereta hanya bisa diketahui lewat suara petugas pemberangkatan kereta, tidak ada papan LCD dengan tulisan yang real time bisa menunjukkan kereta yang akan berangkat (sistem bandara udara)
- Jika sudah penumpang semua naik dan tanda dari kondektur kereta dibunyikan, maka petugas pemberangkatan kereta memberikan sinyal warna hijau pada masinis.
- Kereta berangkat
Maka bila hal tersebut di atas tidak kita dengar ataupun tidak sesuai dengan SOP pemberangkatan kereta, maka petugas pemberangkatan keretanya sontoloyo !!! Yang saya pertanyakan, dalam tugas pemberangkatan kereta apakah ada petugas pengawasnya, yang memverifikasi kebenaran informasi yang diberikan ?!? Kalau tidak ada berarti sistemnya juga sontoloyo !!!
Yang penting saya sudah nyaman naik bus AC dengan tarif ekonomi daripada "terpaksa" naik kereta api yang molor. Karena waktu tempuh perjalanan hampir sama, malah naik bus lebih cepat setengah jam, harusnya kereta api dengan monopoli jalan relnya bisa lebih cepat dong. Apa bisa dikata bila lokomotifnya mogok ?!?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar