Pemilu di Indonesia sudah banyak melewati berbagai perubahan, mulai dari pemilihan calon legislatif DPR dan DPRD serta pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat melalui contreng.
Tapi ambradulnya, manajemen pemilu KPU untuk pelaksanaan pemilu dengan cakupan wilayah pemilihan yang luas (bayangkan aja gimana gedhenya Indonesia ini) tidak dibarengi dengan persiapan yang mumpuni. Sehingga ada pelaksanaan Pemilu yang molor, kertas suara yang kurang, bahkan daftar pemilih yang tidak jelas datanya datang darimana.
Hal tersebut tidak tanggung-tanggung dengan biaya pemilu yang sangat banyak, lihat saja untuk KPU sendiri saja misalnya dialokasikan untuk biaya logistik, transportasi, administrasi, dll mencapai angka yang fantastis sekitar 14 triliun, itu duit semua loh. Belum dari peserta pemilu dari calon legislatif dan calon presiden yang notabene juga harus bermodalkan biaya untuk kampanye dan administrasi pemilihannya. Bayangkan aja kalau untuk ikut jadi caleg harus mengeluarkan biaya minimal 100 juta, berapa banyak partai yang ikut pada pemilu ini dan berapa banyak caleg yang namanya diusung untuk dipilih oleh rakyat. Saya saja bingung koq untuk milih yang mana ?
Bagaimana kalau duit segitu banyak digunakan untuk meringankan utang negara ini yang sudah menumpuk yang tidak karuan kapan akan selesai dan malah nambah lagi untuk cash bon.
Back to topik ....
Berbeda dengan sistem Pemilihan Umum yang dilaksanakan di luar negeri (saya ndak sebut merek), disana mereka mendaftarkan diri dengan sadar untuk menjadi calon pemilih tidak seperti di Indonesia yang pemilihnya didaftarkan. Jadi pemilih dengan sadar mempunyai kemauan dan kesadaran untuk mengikuti Pemilu.
Oke itu saja kritik saja dari saya, mungkin jika ada anggota KPU dan PANWASLU yang baca mereka jadi sadar kalau kinerja mereka juga menentukan nasib bangsa ke depan. Jadi apa yang menjadi kekurangan pada hal yang lalu seharusnya bisa dikurangi bahkan dihilangkan.
Tapi ambradulnya, manajemen pemilu KPU untuk pelaksanaan pemilu dengan cakupan wilayah pemilihan yang luas (bayangkan aja gimana gedhenya Indonesia ini) tidak dibarengi dengan persiapan yang mumpuni. Sehingga ada pelaksanaan Pemilu yang molor, kertas suara yang kurang, bahkan daftar pemilih yang tidak jelas datanya datang darimana.
Hal tersebut tidak tanggung-tanggung dengan biaya pemilu yang sangat banyak, lihat saja untuk KPU sendiri saja misalnya dialokasikan untuk biaya logistik, transportasi, administrasi, dll mencapai angka yang fantastis sekitar 14 triliun, itu duit semua loh. Belum dari peserta pemilu dari calon legislatif dan calon presiden yang notabene juga harus bermodalkan biaya untuk kampanye dan administrasi pemilihannya. Bayangkan aja kalau untuk ikut jadi caleg harus mengeluarkan biaya minimal 100 juta, berapa banyak partai yang ikut pada pemilu ini dan berapa banyak caleg yang namanya diusung untuk dipilih oleh rakyat. Saya saja bingung koq untuk milih yang mana ?
Bagaimana kalau duit segitu banyak digunakan untuk meringankan utang negara ini yang sudah menumpuk yang tidak karuan kapan akan selesai dan malah nambah lagi untuk cash bon.
Back to topik ....
Berbeda dengan sistem Pemilihan Umum yang dilaksanakan di luar negeri (saya ndak sebut merek), disana mereka mendaftarkan diri dengan sadar untuk menjadi calon pemilih tidak seperti di Indonesia yang pemilihnya didaftarkan. Jadi pemilih dengan sadar mempunyai kemauan dan kesadaran untuk mengikuti Pemilu.
Oke itu saja kritik saja dari saya, mungkin jika ada anggota KPU dan PANWASLU yang baca mereka jadi sadar kalau kinerja mereka juga menentukan nasib bangsa ke depan. Jadi apa yang menjadi kekurangan pada hal yang lalu seharusnya bisa dikurangi bahkan dihilangkan.
Post a Comment