Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Ajat Sudrajat menagatakan pemerintahan SBY Boediono semakin menunjukan kebijakan pro pasar dan pro neo liberalisme dan kapitalisme. Tapi, tidak pro rakyat.
Apalagi, sambung Ajat, di tengah maraknya penolakan BBM di masyarakat, SBY malah pergi ke Korea dengan embel-embel kunjungan kepentingan negara. Ini memperlihatkan, SBY sebagai pemimpin yang tidak gentle.
''Saat seluruh elemen melakukan aksi penolakan, Presiden SBY justru pergi. Ini bentuk tidak tanggung jawabnya pemimpin kita," papar Ajat.
Dalam aksi ini, kata Ajat, buruh menuntut pemerintah untuk mengumumkan secara terbuka tentang pengelolaan sumber daya alam dan migas. Selain itu, sistem kerja outsourcing, menghapus sistem upah minimum, dan menuntut pemerintah untuk menegakan hukum terhadap tindakan pemberangusan serikat buruh.
Sumber : Republika
Dimana sosok pemimpin saat rakyatnya berteriak tidak setuju dengan keputusannya ? Saat rakyat membutuhkan jawaban ? Dimana "dadanya" pemimpin Indonesia ?
*Malah ditinggal melancong* *Melarikan diri* *Lempar tanggung jawab*
Pemimpin seperti apa itu ?!? saya nggak akan milih lagi SBY ataupun lainnya dari kroni Demokrat. Sudah terbukti munafik dan pengecut.
Sebenarnya disinilah klimaks dari keputusan dan reaksi dari masyarakat akan hal tersebut, dan kebanyakan masyarakat tidak setuju, tetapi pernyataan dan suara rakyat tidak didengar. Bah, macam mana pula tuh ?!?
Belum pernah katanya Pertamina itu bangkrut kalau cadangan minyak di Indonesia sudah habis ataupun sudah tidak dapat subsidi lagi dari pemerintah. Sekarang boleh jadi Indonesia jadi produsen minyak dan ekportir, tapi suatu saat Indonesia akan menjadi importir dan bisa-bisa malah mengemis minyak pada negara tetangga.
Apa bener ini Mas Bayu "Pujono" Walikukun?