Ini sih sarannya Nyokap untuk cari menantu yang pintar memasak Jadi ndak usah khawatir kalau nanti menikah, karena pasti aku nanti betah di rumah, makan masakan sang istri terus.
Ya, ndak tahu juga. Cewek jaman sekarang 1 dari 100 yang jago masak. Terkadang nemu juga kenalan teman cewek yang hanya bisa masak mie instan sama masak telor mata sapi, untuk menanak nasi saja terkadang ada yang tidak mengerti, walah ...
Mungkin ada yang berpendapat, ngapain harus susah-susah ? Sekarang khan banyak depot dan restoran yang menjual menu makanan yang beragam, tinggal beli aja khan beres. Wah, sekarang ndak menjamin kalau membeli makanan di luar rumah itu selalu sehat. Di tempat umum baik itu restoran ataupun depot makanan, menu makanan yang ditawarkan selalu tetap dan yang jelas kita tidak tahu bahan dan bumbu yang dipakai untuk meracik makanan tersebut.
Selain faktor kesehatan, penghematan dan juga masalah keharmonisan menjadi hal yang sangat dominan kalau si wanita bisa memasak. Siapa yang tidak senang apabila ibu kita memasak makanan kesenangan kita.
Bisa memasak bukan berarti pintar memasak. Kalau cuma bisa memasak air saja, ya sama saja bohong. Sekarang ini banyak sekali buku-buku yang berisi kumpulan resep-resep masakan baik itu membuat roti maupun masakan tradisional daerah.
Bahan-bahan dan bumbunya sama, tetapi kenapa ya, rasa yang dihasilkan koq terkadang berbeda wah, rupanya si doi lupa memberikan garam tadi, makannya rasanya kurang mantap. Ya gpp, saya dukung terus. Nti saya yang mencicipi.
Di lain hal, kalau pacar kita yang besok menjadi istri kita pintar masak, atau paling nggak mau belajar memasak tanpa selalu membeli makanan di luar, ikatan keluarga menurut saya lebih terasa di meja makan, bayangkan saja bila kita mau makan harus beli dulu dan makannya selalu di tempat umum, ndak romantis amat. Yang pasti akan berbeda rasanya, maklum dari kecil saya bukan orang "warungan", hehehe ...
Selain faktor kesehatan, penghematan dan juga masalah keharmonisan menjadi hal yang sangat dominan kalau si wanita bisa memasak. Siapa yang tidak senang apabila ibu kita memasak makanan kesenangan kita.
Bisa memasak bukan berarti pintar memasak. Kalau cuma bisa memasak air saja, ya sama saja bohong. Sekarang ini banyak sekali buku-buku yang berisi kumpulan resep-resep masakan baik itu membuat roti maupun masakan tradisional daerah.
Bahan-bahan dan bumbunya sama, tetapi kenapa ya, rasa yang dihasilkan koq terkadang berbeda wah, rupanya si doi lupa memberikan garam tadi, makannya rasanya kurang mantap. Ya gpp, saya dukung terus. Nti saya yang mencicipi.
Di lain hal, kalau pacar kita yang besok menjadi istri kita pintar masak, atau paling nggak mau belajar memasak tanpa selalu membeli makanan di luar, ikatan keluarga menurut saya lebih terasa di meja makan, bayangkan saja bila kita mau makan harus beli dulu dan makannya selalu di tempat umum, ndak romantis amat. Yang pasti akan berbeda rasanya, maklum dari kecil saya bukan orang "warungan", hehehe ...
Post a Comment