Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, kehidupan sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau yang perbaikan kondisi barang kepemilikan seperti perbaikan rumah atau perbaikan mobil.
Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya.
Namun saya kira ada beberapa program reality show yang benar-benar dibuat dengan script dan aktor, jadi sudah plot ceritanya, seperti :
- Orang Ketiga ( Trans TV )
- Termehek-mehek ( Trans TV )
- Cinta Lokasi ( SCTV )
- Kontak Jodoh ( SCTV )
- Tukar Nasib ( SCTV )
- Mata-Mata ( RCTI )
- Realigi ( Trans TV )
- Tak ada Yang Abad ( RCTI ),
- Curhat ( TPI )
- Hubungan Tanpa Status ( Antv ) dst..
Kenapa? ya karena dalam pembuatannya mereka ( tim produksi ) mempergunakan aktor dan aktris juga lengkap dgn scipt layaknya sinetron. Pendapat saya ini karena sepertinya acara berjalan dengan lancar pada kejadian dan editing suaranya, not sound's real. Itu juga diperkuat dengan acara Mata Rantai yang mengupas tentang produksi program reality show.
Memang tidak semua program reality show itu tidak benar atau bohongan. Ada juga yang memang beneran real terjadi tanpa script, diantaranya ;
- Bedah Rumah ( RCTI )
- Minta Tolong ( RCTI )
- Uang Kaget ( RCTI )
- Ups Salah ( Trans7 )
- Andai Aku Menjadi ( Trans TV ), dst.
Sebernarnya sangat sederhana, supaya pemirsa televisi tidak disuguhi dengan tayangan yang tidak sesuai dengan judulnya. Tetapi dibalik hal itu hanya untuk menaikkan ratting saja. Dengan begitu masyarakat lebih kritis sebagai indikator pemirsa televisi.
Post a Comment