Kritik Menyelamatkan Negara Autopilot, Media Jangan Setir Opini Rakyat

Spanduk "Negeri Autopilot"

Sebuah spanduk bertuliskan 'Negeri Auto Pilot', terpasang di Jembatan Penyeberangan Orang di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (10/1). Tidak diketahui siapa yang memasang spanduk yang mengandung multi tafsir ini. Namun kalau dibaca dari tulisannya, terlihat jelas kalau spanduk ini sebagai sindiran terhadap kepemimpinan Presiden SBY saat ini atau juga kepada elite politik yang sudah tidak peduli lagi terhadap keadilan dan kesejahteraan rakyat, dimana Indonesia seperti negeri yang berjalan sendiri tanpa kendali.
Tidak tahu mana yang duluan, idenya tentang negara autopilot, spanduknya, atau acaranya "sarasehan anak negeri" yang mengangkat tema "Menyelamatkan Negara Auto Pilot".

Belum tahu siapa yang mencetuskan ide "negeri autopilot" sampai-sampai muncul sebagai tema di salah satu "forum" sarasehan anak negeri di Metro TV waktu yang lalu. Yang jelas kalau Anda nonton acara itu, jangan sampai Anda yang belum mengerti juga sampai disetir oleh media, lebih-lebih Anda mahasiswa.


MetroTV: Menyelamatkan Negeri Autopilot

Acara yang dipandu oleh Kania Sutisnawinata dan H. Ali Mochtar Ngabalin menghadirkan para pembicara dari anggota DPR, politisi partai, tokoh agama, para pengamat politik, budayawan dan beberapa praktisi. Juga di hadiri mahasiswa dari berbagai Universitas di Jakarta.

Yang saya bingungkan dari acara tersebut kenapa dengan analogi pesawat dan pilotnya ??? Nggak kapal laut saja, lha wong Indonesia saja sistemnya belum bisa autopilot, birokrasi kacau gitu dibilang autopilot. Terus yang paling penting pada acara tersebut koq anehnya jika ingin menyelamatkan pesawatnya, nggak ngundang "pilotnya" sekalian ya, ngundang pak SBY langsung :P

Inti acaranya sih menyalahkan pilotnya, bukan sistemnya, dan yang jelas lagi mereka tidak punya solusinya secara nyata, cuma menjelek-njelekan saja (saya ndak pro pilotnya lho) apalagi saya juga tidak suka dengan salah satu anggota sarasehan yang juga anggota DPR yang sok suci.
Tahu sendiri kerja DPR itu gimana ???

Ibarat pesawat yang bergerak dengan autopilot, negara ini dapat berjalan tanpa pemerintahan. Jika dianalogikan seperti itu koq bisa ??? Sebenarnya istilah tersebut kurang tepat digunakan mengingat di Indonesia masih ada “pilot” yang menerbangkan, hanya saja “pilot” yang kita punya saat ini mengalami disfungsi kepemimpinan, dengan artian “pilot” tersebut tidak bisa memaksimalkan fungsi-fungsi yang ada didalam pesawat pemerintahannya.

Terus Menurut ANDA apakah yang harus dilakukan oleh Pilot :

1. Menyerahkan kendali pesawat kepada Co-pilot. Hal ini berarti kita serahkan kepada Wakil Presiden. Mampukah Co-pilot kita?

2. Memilih langsung mendaratkan pesawat secara manual walaupun belum sampai tujuan. Selanjutnya naik kendaraan yang lain.

3. Memilih dari awak atau penumpang menggantikan pilot. Hal ini bisa sangat beresiko. Jika salah memilih, bisa-bisa pesawat semakin cepat jatuh.

4. Mengingatkan pilot untuk kembali melihat buku manual. Hal ini setidaknya bisa membuat sang pilot memahami cara mengoperasikan pesawatnya. Setidaknya untuk mendarat di bandara terdekat.

Menurut saya jawaban di atas semuanya salah, karena negara kita bukan "pesawat" apa seperti negara otoriter ya, semua kata pilot. Dan pasti ada alasan kalau pesawat tersebut dilakukan prosedur "autopilot" kalaupun benar dan mengapa ???

Yang saya tangkap dari pembicaraan pada sarasehan tersebut,masalah bangsa ini di sebabkan karena kita selalu berpikir AKU, anggota dpr hanya berpikir AKU, eksekutif hanya berpikir AKU, media juga seperti itu (podo wae). Tidak ada yang berpikir KITA. Bila diterjemahkan mungkin bangsa ini di kelola, diawasi, oleh orang-orang yang hanya berpikiran untuk kepentingan dirinya sendiri tanpa memikirkan kepentingan kita sebagai bangsa.

Kalau Anda "ngeyel" negara ini tetap sebagai "negeri autopilot" silahkan cari solusinya siapa calon pemimpin yang pantas untuk menjadi pilot pengganti, sehingga kejadian tahun 1998 itu tidak terjadi kembali.

Takutnya Anda adalah salah satu penumpang yang juga ketakutan bila "pesawat" yang anda naiki akan segera cepat meledak dan tiba-tiba jatuh oleh hasutan penumpang lain.

Di lain hal, saya sangat mengapresiasi acara tersebut sebagai kritik dan tamparan keras kepada pemerintahan sekarang ini yang selalu disorot karena masalah kinerja. Baik itu masalah pendidikan, hukum, HAM, kebebasan beragama, korupsi kolusi, DPR, dll.

Mohon media lebih bijak dalam mengarahkan pemirsa atau pendengar atau pembacanya sebagai media informasi untuk Indonesia yang lebih baik.


Baca Artikel Terkait

Comments

1 Response to "Kritik Menyelamatkan Negara Autopilot, Media Jangan Setir Opini Rakyat"

Anonim mengatakan... 12 Maret 2012 pukul 07.44

Hahahahhahahahha,,,,negeri autopilot itu dianalogikan bro....
ya emang negeri kita tidak seperti pesawat..

Negeri ini berjalan sendiri, tanpa kehadiran pemerintah. Semua persoalan diserahkan kepada masyarakat untuk diselesaikan atau tidak bisa diselesaikan. Diserahkan kepada masyarakat untuk diselesaikan dengan cara damai atau dengan cara kekerasan.

Contohnya, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5 persen tahun 2011, terjadi bukan karena sentuhan dari pemerintah. Dengan dibiarkan saja perekonomian berjalan oleh pemerintah, maka ekonomi negara ini memang akan tumbuh dengan sendirinya.

Ini terjadi karena pilot di Indonesia tidak berusaha mengendalikan sistemnya, tidak berusaha mengatasi berbagai masalah yang terjadi di negara ini. Semuanya dibiarkan begitu saja.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan. NO SPAM, No Links, No SARA, No P*RNO! Komentar berisi LINK & tidak sesuai ketentuan akan langsung dihapus.

Pengikut

Let's Talk

Daftar Isi

This Blog Has Acces For Time

Protected by Copyscape Unique Content Checker
 
duit